Menjaga Tauhid di Tanah Minoritas, Ustadz Yogi Rangkul Warga Pesisir

Dipublikasikan : 03 Sep 2025

Menjaga Tauhid di Tanah Minoritas,  Ustadz Yogi Rangkul Warga Pesisir

LAZNAS Dewan Dakwah“Kami senang betul ada dai datang ke desa kami,” ucap Pak Sandi, pengurus musholla kecil di Dusun Kuala Parit, Desa Bungur, Riau. Sambutan sederhana itu seakan menjadi penguat langkah awal Ustadz Yogi Hariri, dai muda Dewan Dakwah, yang kini memulai pengabdiannya di tanah minoritas Muslim.

Dusun Dengan 7 KK Muslim

Di dusun kecil yang dihuni suku Akit, hanya ada tujuh kepala keluarga Muslim. Selebihnya adalah penganut Kristen termasuk ketua RT dan RW nya. Meskipun sedikit, para keluarga muslim ini adalah mualaf yang masih membutuhkan bimbingan berkelanjutan agar iman mereka tetap kokoh.



Memerlukan perjalanan panjang untuk tiba di Kuala Parit. Ustadz Yogi harus menempuh perjalanan darat, kemudian perjalanan laut dengan beberapa kali berganti transportasi dari kapal, speedboat, hingga pompong.


Menjalankan Misi Dakwah

Hari-hari pertama Ustadz Yogi dipenuhi dengan silaturahmi. Ia menyapa tokoh setempat, berkenalan dengan masyarakat, hingga mendapat amanah tak terduga: menjalani khatib Jumat perdananya di Masjid Al-Jihad. Meski tanpa persiapan panjang, khutbah berjalan lancar, menjadi tanda awal pengabdian yang hangat.

Setiap ba’da Maghrib, musholla kecil di dusun itu ramai oleh suara anak-anak. Sekitar 15 anak datang belajar iqra, membaca Al-Qur’an, dan mengenal dasar-dasar Islam. Sebagian dari mereka adalah mualaf kecil yang penuh semangat. Sementara di siang hari, Ustadz Yogi ikut berbaur dengan masyarakat: membersihkan musholla, membantu memilah hasil tangkapan nelayan, bahkan sesekali ikut melaut dan memancing bersama warga.



“Masyarakat di sini mayoritas nelayan, jadi sesekali saya pergi ke laut untuk menyapa. mereka, orang suku Akit, sangat ramah dan menyambut baik kehadiran dai,” tutur ustadz Yogi.

Di tengah mayoritas non-Muslim, dakwah tidak hadir dengan ceramah panjang. Ia hadir lewat silaturahmi, senyum, dan kebersamaan.

Perjalanan Ustadz Yogi mungkin baru dimulai, namun di dusun yang hanya memiliki tujuh keluarga Muslim tersebut, harapan tak boleh pudar, ada generasi yang harus dijaga dengan menguatkan iman dan menumbuhkan akhlak mulia mereka.

Yuk, ikuti perjalanan dai muda lainnya dalam Membangun Negeri dari Pedalaman.

Bagikan :

Berita Lainnya

Artikel Sejenis