LAZNAS Dewan Dakwah - Jakarta, 8 Agustus 2025 - Dalam momentum menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia menggelar acara pelepasan 225 dai muda terbaik di Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), Senayan, Jakarta.
Acara yang bertajuk "Dengan Semangat Kemerdekaan, Membangun Peradaban dari Pedalaman” ini, bukan hanya menjadi agenda penting bagi dunia dakwah, namun juga menjadi bagian dari langkah nyata membangun bangsa melalui pendidikan, pencerahan, dan pelayanan umat di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Kegiatan ini menjadi simbol sinergi antara lembaga dakwah dengan institusi negara dalam mendorong pembangunan karakter bangsa berbasis nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin. Para dai yang dilepas adalah lulusan terbaik dari berbagai lembaga pendidikan milik Dewan Dakwah, Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) M. Natsir, yang telah menjalani pelatihan intensif, pembekalan dakwah, serta kesiapan menghadapi kondisi sosial dan geografis daerah tugas masing-masing.
Para dai membawa misi besar dan strategis untuk dakwah dan kemajuan bangsa, salah satunya adalah menamkan nilai-nilai pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada masyarakat binaan.
Acara ini mempertemukan elemen-elemen penting dan strategis bangsa, di antaranya; Dr. H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, Lc., M.A, Wakil Ketua MPR RI, Tamsil Linrung, Wakil Ketua DPD RI, Menteri Transmigrasi RI, yang diwakili oleh Direktur Jenderal Pembangunan & Pengembangan Kawasan Transmigrasi, Dr. Sigit Mustofa Nurudin, ST.MM, Menteri Pertanian Republik Indonesia, diwakili oleh Ketua BRMP Pascapanen Pertanian, Dr. Zainal Abidin, S.P., M.P, Ir. H. Muhammad Noor Rifani, S.H., S.T., M.T, Bupati Tabalong, Dato’ Aneng Bupati Kabupaten Anambas, hingga Prof.(H.C.) Dr. Zainulbahar Noor, S.E., M.Ec, Pimpinan BAZNAS RI.
Ketua Umum Dewan Dakwah, Dr. Adian Husaini, dalam sambutannya menegaskan bahwa misi pengiriman da’i bukan sekadar aktivitas keagamaan, tetapi bagian dari membangun peradaban bangsa dari wilayah pedalaman. “Dai adalah agen perubahan. Mereka menjalankan misi Bapak Mohammad Natsir dalam mengokohkan Indonesia dalam persatuan umat dan juga memajukan bangsa,” ujarnya.
"Islam inilah yang mengikat nusantara, pengiriman da'i ini adalah cara kita memajukan Indonesia," tambahnya.
Baca Juga: 225 Dai Dilepas untuk Bertugas, Langkah Konkret Kontribusi Zakat, Wujudkan SDGs dari Pedalaman
Pada momen kenegaraan ini, Dewan Dakwah sekaligus melakukan penandatanganan kerjasama (MoU) dengan Baznas RI dan Kabupaten Tabalong.
"Pelepasan dai ini juga sejalan dengan visi misi kami, Tabalong SMART (Sejahtera, Maju, Religius, dan Terdepan), di mana salah satu poinnya adalah hadirnya para da'i di setiap desa dan pertemuan ini jadi langkah awal dai-dai Dewan Dakwah akan ada di setiap desa kami di Tabalong," tutur Muhammad Noor Rifani, Bupati Tabalong.
Para dai yang dilepas akan diberangkatkan menuju tempat bertugas dan mengabdi selama 1 hingga 2 tahun di 175 titik di 29 Provinsi di Indonesia, seperti Papua, NTT, pedalaman Kalimantan, pesisir Sulawesi, hingga perbatasan Sumatera dan Malaysia. Mereka akan menjadi pelopor dakwah, pendidikan, hingga penguatan ekonomi umat di komunitas-komunitas Muslim minoritas.
Dewan Dakwah memastikan bahwa setiap dai tidak hanya membawa ilmu, tetapi juga keteladanan. Sehingga pengiriman da'i berdampak luas terhadap masyarakat dari akar rumput.
“Ini adalah bukti konkret Dewan Dakwah untuk mewujudkan keadilan sosial dengan membangun indonesia dari pinggiran. Para dai yang jadi pelita di tengah pedalaman yang bukan hanya menerangi tapi juga menghangatkan masyarakat dengan dakwah kita," ujar Tamsil Linrung dalam sambutannya.
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid memberikan nasihat untuk para dai tentang kesatuan Indonesia yang telah dilakukan oleh Bapak Mohammad Natsir saat merangkai dan memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga bisa terus berjalan hingga hari ini.
"Hal ini senafas dengan bagaimana dakwah yang telah dicontohkan Rasulullah SAW tentang pendekatan secara universal untuk persatuan," kata Hidayat.
Lebih dari itu, Hidayat juga memberikan semangat juang untuk para dai agar bisa berdakwah, berdampak dan jadi manifestasi kebaikan yang akan digapai pada momen Indonesia Emas 2045 nanti. "Apa yang kita tanam hari ini melalui para dai yang dikirim ke penjuru negeri adalah apa yang akan kita tuai saat Indonesia 2045 nanti," tambahnya.
Turut serta di dalam kegiatan Pelepasan Dai ini kisah inspiratif dari Ustadz Sigit, dai senior Dewan Dakwah, yang telah mengabdi lebih dari 21 tahun di pedalaman Morowali Utara. Ia membawa surat-surat harapan anak bangsa di Dusun Ngoyo untuk kita semua.
"Dan hari ini, 225 da'i di hadapan kita menjadi bagian tali estafet yang akan melanjutkan perjuangan untuk memerdekakan anak bangsa yang belum merasakan arti kemerdekaan di wilayah pedalaman," tutur Ustadz Sigit menatap penuh arti para da'i dari podium tempatnya bicara.
Kegiatan ini menegaskan bahwa semangat kemerdekaan bukan hanya dirayakan, diwujudkan melalui kontribusi nyata ke wilayah yang selama ini sering terlupa bahkan belum tersentuh secara merata. Bahwa dakwah bukan hanya domain agama, tetapi juga instrumen kenegaraan dalam membina masyarakat. Melalui dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan LAZNAS Dewan Dakwah hadir dan berkomitmen dengan program-program tersebut untuk menjadikan pedalaman sebagai titik tolak peradaban baru, kuat dalam iman, mandiri dalam ekonomi, dan kokoh dalam semangat kebangsaan.