Loading....
Sahabat, ini adalah Jumariah, seorang single parent yang hidup di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan tiga orang anaknya. Sebelumnya, Jumairah menikah dengan suaminya, non-Muslim yang berasal dari Kota Soe melalui pernikahan muslim pada tahun 2004, setelah keduanya sama-sama mulai bersyahadat. Selamatkan Iman dan Hidup Mualaf Pedalaman NTT
Namun sayangnya, saat itu iman yang belum kuat tegak berdiri kokoh. Suami Jumariah berbalik meninggalkan islam dan mengajak Jumariah juga untuk mengikutinya. Tak hanya itu, upaya dan hasutan orang-orang di sekitar telah berhasil melepas kesilaman mereka sekelarga.
Hingga kemudian, suami Jumariah meninggal pada bulan Juni 2020 lalu. Namun, tiada terkira suami Jumiriah sempat berpesan, ”Jika kamu mau kembali ke Islam, kembalilah. Bawa juga serta anak-anak kita.”
Kepergian sang suami membuat Jumariah harus tegar menghidupi diri dan tiga orang anaknya. Namun, ia tetap bersabar dengan kondisi itu. Jumariah berniat dan bertekad untuk kembali ke agama Islam.
Lima bulan kemudian, di bulan November 2020, Ustadz Romli, Da’i Dewan Dakwah NTT, mensyahadatkan Jumariah beserta tiga orang anaknya di Masjid Nurussa’adah, Kupang. Selamatkan Iman dan Hidup Mualaf Pedalaman NTT
Namun, ujian keimanan itu datang kembali. Sejak Jumariah masuk Islam lagi, rumah yang selama ini ia tempati diambil oleh pemiliknya. Akan tetapi, kali ini iman Jumariah tidak goyah. Jumariah rela kehilangan rumahnya daripada kehilangan imannya lagi.
Jumariah harus bertahan dan menyelamatkan diri dan aqidah anak-anaknya. Ia berniat untuk kembali kepada keluarganya yang muslim di Waingapu, Sumba Timur, NTT.
Sahabat, Ibu Jumariah, anak-anaknya dan Muallaf lainnya di NTT membutuhkan bantuan kita untuk mempertahankan kehidupan dan iman mereka.
Yuk Bantu Selamatkan Iman dan Hidup Muallaf di NTT