Gelap di Mata, Terang di Hati: Semangat Tuna Netra Bapak Hamdan Belajar Al-Qur’an


24 Nov 2021

Penyaluran Rp 12.076.854
Kecamatan Arcamanik, Bandung, Jawa Barat.

LAZNAS Dewan Dakwah - Betapa bersyukurnya kita yang masih diberi kenikmatan mata untuk bisa melihat dengan sempurna. Setiap hari mata menangkap cahaya, melihat indahnya alam, lingkunan, juga senyum saudara-saudara tercinta.

Namun, berbeda dengan mereka yang kini tak bisa melihat. Salah satunya adalah Bapak Hamdan Abdul Hamid yang merupakan marbot sekaligus muadzin/imam sholat di Masjid Al-Faruq di Kecamatan Arcamanik, Bandung, Jawa Barat.

Meski hanya sekitar 30% saja ia bisa melihat, keterbatasannya tak menghalangi niat dan semangat untuk belajar Al-Qur’an. Justru ia merasa rugi bila tidak bisa belajar Al-Qur’an.

“Saya sudah nggak bisa melihat, rasanya rugi bila tidak bisa membaca dan dekat dengan Al-Qur’an. Rugi di dunia, rugi juga di akhirat,” ujar Hamdan.

Sejak kecil Hamdan sudah tidak mampu melihat dengan sempurna. Namun, semangatnya untuk dekat dengan Al-Qur’an membuat Hamdan mampu menghafal. Bahkan ia telah mampu menghafal 4 juz dari belakang.

Alhamdulillah, Laznas Dewan Da’wah pada bulan Oktober 2021 ini telah menyerahkan satu paket Al-Qur’an Braile 30 juz beserta terjemahannya kepada Bapak Hamdan di Masjid Al-Faruq. Ini merupakan bagian dari program bantuan Al-Qur’an Braile untuk para tuna netra sebagai penerang hidup mereka.

Selain Bapak Hamdan ada satu keluarga lagi yang merupakan jamaah Masjid Al Furqon sebagai penerima manfaat AlQur'an Braile ini.

Gelap di Mata, Terang di Hati: Semangat Bapak Hamdan Belajar Al-Qur’an

Meski mata gelap tak mampu melihat sempurna, namun hatinya terang dengan Al-Qur’an. Hamdan berharap semoga dirinya bisa bermanfaat untuk orang lain. “Meskipun hanya sedikit, tapi paling tidak bisa memberikan manfaat untuk orang lain,” pungkas harapan Bapak Hamdan.

“Tidak apa-apalah belum punya apa-apa yang penting saya bisa dulu membaca Al-Qur’an. Kendatipun belum sefasih orang lain, misalkan, belum bisa hafal semua, yang penting ada motivasi untuk dekat dengan Al-Qur’an,” ujar Bapak Hamdan.

Selain itu, Hamdan juga telah menjalani berbagai usaha untuk menjemput rezeki, dari belajar terapi, pijat, jualan, hingga akhirnya ia berkhidmat di Masjid Al-Faruq ini sampai sekarang.

Sahabat dakwah, yuk kita teladani semangat inspiratif dari Bapak Hamdan. Betapa bersyukurnya kita yang masih diberi kenikmatan mata untuk bisa melihat dengan sempurna. Jangan sampai kita rugi di dunia dan akhirat karena tidak mau belajar dan dekat dengan Al-Qur’an

Teriring rasa terima kasih, jazaakumullaahu khairan jaza’ kepada segenap donatur yang telah bersedekah untuk pengadaan Al-Qur’an braile ini. Semoga Allah membalas dengan kebaikan dan pahala berlipat.

Sahabat dakwah, yuk doakan juga semoga Allah Ta’ala senantiasa mengangkat derajat Bapak Hamdan dan para tuna netra lainnya dengan Al-Qur’an. Aamiinn

Bagikan :
Campaign Update