Loading....
LAZNAS Dewan Dakwah - Setiap hari, di sudut-sudut desa hingga kota, selalu ada suara lembut nan tegas para guru ngaji yang mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak binaannya. Mereka bukan hanya membimbing dalam membaca huruf demi huruf, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebaikan. Di balik tugas mulia itu, banyak guru ngaji yang hidup dalam keterbatasan.
Mereka tak memiliki gaji tetap, tak mendapatkan tunjangan layaknya pegawai formal, dan sering kali hanya menerima sekadar ucapan terima kasih. Saat Ramadhan tiba, ketika kebanyakan orang bersiap menyambut hari raya dengan suka cita, para guru ngaji justru harus berhemat, bahkan kesulitan mencukupi kebutuhan keluarga.
Bayangkan, di saat kita bisa membelikan baju baru untuk anak-anak kita, banyak guru ngaji justru harus berpikir ulang untuk membeli kebutuhan pokok. Sementara kita menikmati makanan lezat saat berbuka dan sahur, mereka sering kali harus berbagi dalam keterbatasan. Padahal, merekalah yang tanpa lelah mendidik generasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Bagaimana mungkin mereka yang mengajarkan kita tentang kebaikan, kini justru terabaikan? Apakah kita tega membiarkan mereka merasakan lebaran tanpa kebahagiaan?
Ramadhan ini, saatnya kita wujudkan #KebaikanTanpaBatas dengan memberikan THR untuk guru ngaji di penjuru negeri. Sederhana tapi kita bisa menghadirkan senyum di wajah mereka, memastikan mereka bisa menikmati Idul Fitri dengan layak, seperti kita.
Mari bersama-sama, ringankan beban mereka dengan sedekah terbaik kita. Setiap donasi yang kita berikan akan menjadi ladang pahala yang terus mengalir. Karena sejatinya, kebaikan tidak mengenal batas.